Kapolda Jatim Pimpin Penanaman Jagung Serentak Kwartal IV di Mojokerto Pakai Benih Eco Bhayangkara

MOJOKERTO – Komitmen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam hal ini Polda Jawa Timur untuk mendukung program strategis ketahanan pangan nasional kembali diwujudkan secara nyata.
Kapolda Jawa Timur,Irjen Pol Drs.Nanang Avianto,M.Si memimpin langsung kegiatan penanaman Jagung serentak Kuartal IV tahun 2025 di Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Rabu (8/10/2025).
Acara ini tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ajang peluncuran inovasi agrikultur hasil kolaborasi Polri dengan para stakeholder.
Kegiatan yang berpusat di lahan produktif milik Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jatim ini dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur dan Kabupaten Mojokerto.
Tampak hadir Wakapolda Jatim,Brigjen Pol Pasma Royce beserta seluruh Pejabat Utama Polda Jatim, Danrem 082/Citra Panca Yudha Jaya, Bupati Mojokerto, Dandim 0815 Mojokerto, serta Kapolres Mojokerto dan Kapolres Mojokerto Kota.
Soliditas lintas sektoral yang dibangun oleh Polda Jawa Timur beserta jajarannya semakin tampak ketika pada kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Bulog Jatim, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim, Ketua MUI Mojokerto, dan 50 perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kabupaten Mojokerto
Rangkaian acara diawali dengan laporan kesiapan dari Kepala SPN Polda Jatim, Kombes Pol Agus Wibowo, S.I.K.
Dalam laporannya, Kombes Pol Agus Wibowo memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Telegram Kapolri sebagai langkah strategis mendukung percepatan swasembada pangan tahun 2025.
Kombes Pol Agus mengatakan kegiatan ini adalah wujud nyata partisipasi aktif dan komitmen Polri dalam mengakselerasi program strategis pemerintah.
"SPN Polda Jatim terpanggil untuk berkontribusi dengan menyediakan lahan yang kami miliki," ujar Kombes Pol Agus Wibowo.
Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan langsung kepada para petani yang menjadi garda terdepan ketahanan pangan, Kapolda Jatim, Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, M.Si., juga menyerahkan tali asih secara simbolis kepada perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang hadir.
Bantuan ini diharapkan dapat menjadi stimulan dan penyemangat bagi para petani untuk terus berproduksi secara optimal.
Puncak acara ditandai dengan prosesi penanaman jagung secara simbolis oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, M.Si. bersama jajaran PJU Polda Jatim dan Forkopimda di atas lahan seluas kurang lebih 4 hektar.
Lahan yang sebelumnya ditanami tebu kini siap menjadi ladang jagung hibrida unggulan.
Polda Jawa Timur secara resmi memperkenalkan Dua inovasi pertanian.
Pertama, bibit jagung unggulan bernama "Eco Bhayangkara", yang merupakan hasil kerja sama antara Biro Logistik Polda Jatim, SPN Polda Jatim, dan ahli pertanian yang kini berkarya di lembaga riset pertanian New Zealand.
Bibit "Eco Bhayangkara" dikembangkan dalam dua varian: tongkol satu dengan potensi hasil 9-11 ton per hektar yang lebih tahan hama terhadap cuaca ekstrem, dan tongkol dua dengan potensi hasil mencapai 11-13 ton per hektar.
"Selain bibit unggul, kami juga mengenalkan pupuk organik 'Eco Hayati,"ungkap Kombes Pol Agus Wibowo, S.I.K saat menyampaikan laporan singkat dihadapan Kapolda Jatim.
Pupuk ini kata Kombes Agus terbuat dari 22 sari tumbuhan yang diproses melalui sistem biodegradasi.
"Penggunaannya diharapkan mampu meningkatkan struktur dan kesuburan tanah, serta menghemat biaya pemupukan petani hingga 70 persen dibandingkan metode konvensional,"terang Kombes Pol Agus.
Kegiatan dilanjutkan dengan prosesi flag off atau pelepasan truk pengiriman jagung dari Gudang Ketahanan Pangan Polda Jatim menuju Gudang Bulog Jatim oleh Kapolda Jatim.
Hal ini menunjukkan alur distribusi hasil panen yang sudah terintegrasi.
Sebagai penutup, seluruh pejabat mengikuti konferensi video bersama pimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang turut dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kegiatan penanaman jagung serentak ini menegaskan bahwa peran Polri tidak hanya terbatas pada penegakan hukum, tetapi juga sebagai motor penggerak dalam sektor-sektor strategis yang menyentuh langsung denyut nadi perekonomian, ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. (*)